STANDAR ISO SERI 9000
A.
PENDAHULUAN
Dengan diberlakukannya pasar tunggal Eropa
sedikit banyak memberikan dorongan pada produsen Indonesia untuk memproduksi
dengan cara-cara yang lebih baik, efektif, dan produktif karena Eropa
menghendaki adanya sertifikat sistem mutu menurut ISO seri 9000 bagi tiap
produk yang termasuk dalam daftar direktif
bila akan masuk ke pasar Eropa . Disamping itu, timbul pula kelompok
pasar baru di belahan bumi Amerika Utara yang disebut dengan NAFTA, yang ikut
meramaikan suasana pasar internasional.
Semua produsen, apakah yang memasarkan di
tingkat nasional atau masuk Eropa dengan pasar tunggalnya, diharapkan oleh
pelanggan mereka dapat menunjukkan bukti bahwa produsen tersebut beroperasi
sesuai dengan standar ISO 9000. ISO 9000 seri sebagai suatu standar yang bisa
diterima secara Internasional sudah merupakan suatu tuntutan pasar, dan dapat
ditetapkan di seluruh industri termasuk industri yang baru berteknologi rendah.
Ada dua unsur dasar dalam mengambil ISO 9000. Unsur yang pertama adalah
penerimaan dan pemakaian falsafah ISO 9000 dan penerapannya sebagai suatu
standar. Dengan perkataan lain, menjadikan ISO 9000 sebagai standar perusahaan.
Sedangkan unsur yang lain adalah untuk memperoleh persetujuan dari pihak ketiga
atau lembaga sertifikasi, yang memungkinkan suatu perusahaan meunjukkan status
ISO 9000 kepada pembeli dan prospeknya.
Kata ‘ISO’ yang menjadi nama dari organisasi ini,
berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘Isos’ yang berarti ‘sama’ atau ‘equivalent’.
Dalam bentuk modern kata ‘Isos’ kemudian ditransformasikan menjadi ‘Iso’ –
seperti yang digunakan dalam istilah Isotermis (kesamaan panas), Isobar
(kesamaan tekanan), dll. Kata ini diadopsi oleh Organisasi Internasional untuk
Standarisasi menjadi nama dari organisasinya disamping karena kemiripan arti
kata ini dengan tujuan organisasi, juga karena kata tersebut memiliki bentuk
yang paling mendekati dengan singkatan nama organisasi. ISO merupakan kepanjangan dari International
Organization for Standardization. ISO adalah badan
standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang
berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. ISO dapat disimpulkan sebagai
koordinasi standar kerja internasional, publikasi standar harmonisasi
internasional, dan promosi pemakaian standar internasional.
Keluarga ISO 9000 berkaitan langsung dengan sistem
manajemen kualitas dan dirancang untuk membantu organisasi-organisasi untuk
memastikan mereka memenuhi permintaan para konsumen dan stakeholders lainnya (Poksinska et al,2002). Pengakuan atau konfirmasi bahwa sebuah organisasi telah memenuhi
syarat-syarat dari ISO:9001 diperoleh dari pihak ketiga. Lebih dari
berjuta-juta organisasi di seluruh dunia yang berdiri sendiri dan bersertifikat
membuat ISO:9001. Ini membuktikan bahwa ISO merupakan salah satu alat manajemen
yang banyak digunakan dalam dunia saat ini.
ISO 9000 dapat mengisi sejumlah persyaratan
perusahaan dan bahkan sangat strategis dalam lingkungan industri dan pasar yang
berubah. Dalam hal ini yang utama adalah
pertimbangan pasar, aspek hukum, produktivitas dan manajemen, serta perubahan
hubungan pelanggan-pemasok.
Standar ISO 9000 menjadi wajib bagi banyak
produsen yang merupakan sub-kontraktor dari perusahaan internasional terkemuka,
khususnya dalam bidang elektronika, komputer, pesawat terbang, transportasi,
bidang teknik, dan industri nuklir. Industri yang telah mempunyai standar
pengendalian sendiri yang ketat, seperti farmasi dan perawatan kesehatan,
memakai pula ISO 9000 sebagai standar manajemen mutu tambahan yang dapat
dipertunjukkan.
B.
SEJARAH PERKEMBANGAN ISO 9000/SNI 19-900
Standar sistem mutu ISO 9000/SNI 19-9000
merupakan sesuatu yang baru di Indonesia. namun, banyak perusahaan di Indonesia
telah menerapkan sistem mutu dan pengauditan sejak beberapa tahun yang lalu. Standar
sistem mutu pertama kali dikenal di Amerika Serikat dengan diterbitkannya
standar sistem mutu yang berlaku bagi pemasok barang keperluan militer, yaitu
standar MIL-Q-9858A yang masih berlaku sampai sekarang. Kemudian pada tahun
1968, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengadopsi standar tersebut
sebagai standar sistem mutu yang disebut sebagai AQAP-1 Allied Quality Publication 1).
Inggris
sebagai anggota NATO tidak mengadopsi keseluruhan standar ini secara utuh,
namun sebagian besar persyaratan-persyaratan yang terdapat dalam MIL-Q-9858
atau AQAP-1 dimasukkan kedalam standar pertahanan mereka yang diterbitkan pada
tahun 1970, dengan nama DEF/STAN 05-08. Perbedaan pokok antara AQAP-1 dan
DEF-STAN 05-08 terletak pada persyaratan sistem mutu untuk desain.
Dari
Standar Produk ke Standar Sistem Mutu
Tidak
ada satu orang pun di dunia ini yang tahu siapa yang menemukan atau menciptakan
standar untuk pertama kalinya. Namun, perkembangannya merupakan kunci berkembangnya
era teknologi tinggi sebagaimana yang kita ketahui pada saat ini. Kemajuan
teknologi dan perkembangan standar berjalan beriringan. Berabad-abad yang lalu
pengrajin telah membuat barang-barang kerajinan berdasarkan kemampuan
perorangan yang tinggi. Standar mutunya ditentukan oleh masing-masing individu.
Dalam abad pertengahan para pengrajin berkumpul dan membentuk persatuan
pengrajin dan mereka membentuk standarnya sendiri, dimana keahlian
masing-masing dapat diukur. Pada saat yang sama organisasi militer
berkesimpulan bahwa mutu peralatan dan bahan yang digunakan benar-benar masalah
hidup dan mati. Oleh sebab itu, standar mutu diberlakukan bagi pemasok.
Seribu tahun yang lalu, raja Inggris menunjuk
seorang pejabat untuk mengawasi produksi kapal perang, pejabat lainnya
mempunyai tanggung jawab terhadap mutu dan keefektifan persenjataan dan
kerekayasaan di darat. Sistem mutu secara khusus berlaku untuk berinteraksi dengan semua
kegiatan yang berhubungan dengan mutu barang atau jasa. Hal ini melibatkan semua
tahap sejak identifkasi awal sampai pemenuhan semua persyaratan dan harapan
konsumen.
Tahap dan kegiatan ini meliputi hal-hal berikut
:
1.
Pemasaran dan penelitian pasar,
2.
Pengembangan produk dan rekayasa desain,
3.
Pengadaan,
4.
Perencanaan dan pengembangan proses,
5.
Produksi,
6.
Penilikan, pengujian, dan pengujian mutu,
7.
Pengemasan dan penyimpanan,
8.
Penjualan dan distribusi,
9.
Pemasangan dan distribusi,
10. Bantuan
teknis dan pemeliharaan,
11. Pembuangan
sesudah penggunaan.
Kebutuhan ini kemudian diisi oleh ISO
(International Organzation for Standardization) melalui salah satu panitia
tekniknya, ISO/TC 176: Manajemen dan Jaminan Mutu. Panitia teknik ini pada
tahun 1987 menghasilkan suatu seri standar sistem mutu yang dikenal sebagai
standar ISO seri 9000. Standar ISO seri 9000 diturunkan, melalui prinsip
konsensus, dari sejumlah standar nasional untuk memberikan pedoman bagi
industri bagaimana membuat suatu sistem untuk mengelola mutu produk di pabrik.
Tujuannya adalah untuk menyebarkan pengembangan standar ini ke seluruh dunia
untuk menyempurnakan efisiensi, produktivitas, dan mutu.
C.
KEUNTUNGAN DARI ISO SERI 9000
Para pengusaha Indonesia mempunyai berbagai
pandangan tentang ISO 9000. Sebagian dari mereka acuh tak acuh. Pemikiran utama
bagi semua perusahaan yang pasti adalah: “Apa keuntungan yang dapat saya
peroleh dari ISO 9000?” Bagi banyak perusahaan jawabannya jelas. Mereka tahu
adanya suatu kenyataan bahwa tanpa ISO 9000 mereka bisa kehilangan kesempatan
untuk berusaha dan bersaing di pasar bebas dalam era globalisasi ini.
Menjaga dan mempertahankan pasar yang sudah ada
merupakan salah satu keuntungan praktis yang dapat diukur. Keuntungan lainnya
lebih bersifat filosofis, lebih susah diukur, dan lebih berorientasi kepada
pemikiran ke depan.
Standar sistem mutu ISO 9000 mempunyai pengaruh
baik untuk jangka pendek ataupun jangka panjang dan mempunyai penerapan taktis
ataupun strategis. Karena di dalam standar itu sendiri, pada pembukaan standar ISO 9000 “Pedoman untuk Pemilihan dan
Penggunaan”, tujuannya adalah untuk mempengaruhi baik kemampuan bersaing maupun
mutu.
Besarnya keuntungan yang akan diperoleh suatu
perusahaan sesudah menerapkan ISO 9000 tergantung pada bagaimana cara penerapan standar
tersebut. Sturktur ISO 9000 sendiri menyatakan demikian. Standar ini memberikan
dua tujuan atau cara penerapannya.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan
penerapan ISO 9000 untuk keperluan kontrak mencakup keuntungan-keuntungan
praktis yang segera dapat diperoleh seperti dikemukakan di muka, dan secara
umum, keuntungan jangka panjang diperoleh dengan pengembangan dan penerapan
sistem manajemen mutu yang sebenarnya. Marilah kita mulai dengan melihat
keuntungan-keuntungan manajemen mutu.
1.
Manajemen Mutu
Standar
ISO 9000 telah dibuat dengan sangat hati-hati dan teliti. Setiap unsurnya
secara cermat didefinisikan. Setiap bagiannya memberikan definisi-definisi yang
jelas tentang istilah yang digunakan. Semua definisi dikumpulkan dan disajikan
dalam dokumen yang disebut ISO 8402, Daftar Istilah Mutu Standar Internasional.
Mari kita lihat bagaimana standar ini mendefinisikan istilah-istilah yang
sangat kritis ini.
Mutu,
sebagaimana diinterpretasikan oleh ISO 9000, merupakan perpaduan antara
sifat-sifat dan karakteristik yang menentukan sampai seberapa jauh keluaran
dapat memenuhi kebutuhan pembeli. Pembeli yang menentukan sifat-sifat dan
karakteristik apa yang penting. Pembeli yang menilai sampai seberapa jauh
sifat-sifat dan karakteristik keluaran memenuhi kebutuhannya.
Jadi,
sistem mutu adalah program perencanaan, kegiatan, sumber-daya, dan kejadian
yang didorong oleh manajemen, berlaku di seluruh perusahaan dan proses. Program
ini dilaksanakan dan dikelola dengan tujuan untuk menjamin bahwa keluaran
proses akan (1) memenuhi persyaratan mutu pembeli, dan secara logis menjamin
bahwa (2) tujuan-tujuan laju pengembalian investasi (ROI - return on
investment) dipenuhi.
Penerapan
ISO 9000 dapat dilaksanakan dengan mengikuti pedoman sistem manajemen
sebagaimana tercantum dalam ISO 9004 untuk pabrik dan atau ISO 9004-2 untuk
jasa. Bagian-bagian atau unsur-unsur dalam standar ISO 9000 diuraikan dalam bab
berikutnya. Pada umumnya perusahaan menerapkan sistem mutu ISO 9000 dengan
tujuan kontrak, yaitu karena pembeli meminta sistem mutu ISO 9000 sebagai
persyaratan kontrak. Kondisi semacam ini biasanya menjadikan perusahaan merasa
perlu untuk memperoleh sertifikat ISO 9000 dari lembaga sertifikasi.
2.
Sertifikasi ISO 9000
Perusahaan
yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000 memperoleh keuntungan-keuntungan dari
status sebagai pengguna manajemen mutu, ditambah keuntungan lainnya. Sebelum
merinci lebih lanjut tentang hal ini marilah kita bicarakan sedikit tentang
proses sertifikasi ISO 9000.
Perusahaan
yang berusaha memperoleh sertifikat ISO 9000 antara lain mempunyai
alasan-alasan sebagai berikut bahwa satu atau lebih pembeli memerlukannya atas
dasar kontrak, perusahaan mengharapkan persyaratan kontrak demikian akan
memberikan keuntungan pula pada beberapa segi, perusahaan memandang pendekatan
sertifikasi merupakan jalan yang paling logis dan efektif untuk menerapkan dan
mengelola sistem mutu.
Sertifikasi
ISO 9000 diberikan kepada masing-masing pabrik dan atau lokasi, bukan atas
dasar perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan yang mempunyai duabelas pabrik
misalnya, memerlukan pula duabelas sertifikasi. Sertifikasi diberikan bila
lembaga sertifikasi yang melakukan penilaian atau asesmen atau audit terhadap
proses dan dokumentasi di suatu pabrik merasa puas dengan pelaksanaan sistem mutu
di pabrik tersebut dan berpendapat bahwa pabrik:
·
mempunyai sistm mutu yang memenuhi standar ISO
9000,
·
menggunakan sistem mutu secara aktif secara
terus menerus di dalam kegiatan sehari-hari di pabrik.
Pabrik
dapat diberi sertifikat atas pelaksanaan salah satu dari tiga bagian dari
standar ISO 9000. Bagian-bagian dari ISO 9000 ini adalah ISO 9001, ISO 9002 dan
ISO 9003, yang merupakan model-model sistem mutu. Pabrik dapat diberikan
sertifikat ISO 9000 dengan model sistem mutu tertentu, yang paling sesuai dengan
lingkup operasi pabrik dan yang dipilih oleh pabrik yang bersangkutan.
Model-model sistem mutu ini akan dibicarakan secara rinci pada bab berikutnya.
Keuntungan
yang lain dari sertifikasi ISO 9000 adalah adanya kemungkinan mengurangi jumlah
audit. Banyak perusahaan pada sektor industri tertentu harus menjalani audit
mutu berulang kali yang dilakukan oleh pembeli. Dengan sertifikasi ISO 9000
yang sudah diterima di hampir di seluruh dunia, maka akan lebih mudah diterima
oleh banyak pembeli di seluruh dunia karena mereka sudah mengenal lebih baik
apa arti dari sertifikasi ISO 9000. Dengan sertifikasi ISO 9000 perusahaan akan
memperoleh keuntungan dalam hal penilaian obyektif atas pelaksanaan sistem mutu
yang dijalankannya.
ISO 9000
merupakan sistem mutu yang ideal bagi perusahaan yang bersungguh-sungguh akan
menjalankan sistem mutu di perusahaannya. Pada saat ini dirasakan makin perlu
bagi perusahaan yang ingin meningkatkan pasarnya di negara-negara maju untuk
menerapkan sistem mutu dan berusaha memperoleh sertifikasi ISO 9000.
D.
KOMPONEN - KOMPONEN ISO SERI 9000
Standar
Sistem Mutu
Standar sistem mutu telah dirumuskan oleh
lembaga-lembaga perumus standar baik pada tingkat nasional maupun
internasional. Standar sistem mutu tersebut dirumuskan untuk digunakan di
industri tertentu atau dapat pula dibuat secara umum, yang dapat diterapkan
untuk semua industri ataupun perusahaan lainnya.
Standar-standar
nasional untuk mutu umumnya dirumuskan dalam payung Sistem Standarisasi
Nasional suatu negara. Sebagian terbesar negara-negara maju telah memiliki
standar mutu. Meskipun ada standar-standar nasional sistem mutu seperti
tersebut pada bab sebelumnya, namun selalu ada keinginan dan kebutuhan untuk
mempunyai standar jaminan mutu umum yang dapat diterima oleh semua negara dan
dapat digunakan untuk semua industri. Kebutuhan ini kemudian diisi oleh ISO
(International Organization for Standardization) melalui salah satu panitia
tekniknya, ISO/TC 176: Manajemen Mutu dan Jaminan mutu. Panitia teknik ini pada
tahun 1987 menghasilkan suatu seri standar sistem mutu, yang dikenal sebagai
seri ISO 9000. Seri ISO 9000 diturunkan, melalui prinsip konsensus, dari
sejumlah standar nasional untuk memberikan pedoman pada industri bagaimana
membuat suatu sistem untuk mengelola mutu produk di pabrik. Tujuannya adalah
untuk menyebarkan pengembangan standar ini keseluruh dunia untuk menyempurnakan
efisiensi, produktivitas, dan mutu.
ISO seri
9000
Standar-standar sistem mutu yang dikembangkan
oleh ISO TC-176 tersebut, yaitu standar ISO Seri 9000 yang telah diadopsi oleh
Indonesia menjadi SNI Seri 19-9000.
Ø ISO -
9000 - 1 ( 1994 ) : Standar Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu Pedoman untuk
Pemilihan dan Penggunaan
Ø ISO -
9001 ( 1994 ) : Sistem Mutu-Model Jaminan Mutu dalam Desain/ pengembangan,
Produksi, pemasangan, dan Pelayanan
Ø ISO -
9002 ( 1994 ) : Sistem Mutu - Model Jaminan Mutu dalam Produksi dan Pemasangan
Ø ISO -
9003 ( 1994 ) : Sistem Mutu - Model Jaminan Mutu dalam Pemilikan dan Pengujian
Akhir
Ø ISO -
9004 - 1 ( 1994 ) : Unsur - Unsur Manajemen Mutu dan Sistem Mutu – Pedoman
Ø ISO -
8402 ( 1994 ) : Mutu – Kosakata
Pada seri ini, ISO 9000 dan ISO 9004 bukanlah
merupakan standar, namun hanya bersifat petunjuk yang memberikan pedoman. ISO
9001, ISO 9002, dan ISO 9003 membentuk seri tiga tingkat standar jaminan mutu
(eksternal) yang sebenarnya digunakan untuk situasi kontrak antara dua pihak.
ISO 8402 memberikan definisi-definisi dan istilah yang digunakan pada standar
ISO seri 9000.
ISO seri 9000 memberikan pedoman dan jalan
untuk pemilihan dan penggunaan sistem mutu yang sesuai, yaitu masing - masing
ISO 9001, ISO 9002, atau ISO 9003. Demikian pula, ISO 9004 memberikan pedoman
unsur sistem mutu dan pengelolaan mutu untuk produsen dalam mengembangkan dan
menerapkan sistem mutu dan untuk menentukan sejauh mana masing-masing unsur
sistem mutu dapat diterapkan.
Ketiga model seri ISO 9000 mewakili 3 bentuk
kemampuan organisasi dan fungsional berbeda yang sesuai untuk tujuan kontrak
antara dua pihak. Seperti maksud awalnya, seri standar ini dikembangkan untuk
digunakan sebagai dokumen kontrak antara pembeli dan penjual yang menjamin
pembeli bahwa penjual dapat memberikan produk atau jasa yang dapat diterima
pada tingkat mutu yang telah disetujui. Namun, peranan dan penrepan seri
standar ini telah melampui maksud awalnya. Misalnya, sekarang ini banyak
perusahaan yang menggunakan ISO 9004 sebagai dokumen pihak pertama untuk
mengembangkan dan menilai sistem manajemen mutu internalnya. Demikian pula,
banyak dari tingkat mutu (ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003) sebagai alat untuk
menunjukkan dan memastikan bahwa perusahaan tersebut bekerja dan terlibat untuk
memenuhi standar mutu yang tertinggi.
Pada umumnya, standar ISO seri 9000 memberikan
satu set standar jaminan mutu yang umum yang dapat diterapkan di semua situasi
produksi, baik tanpa atau dengan perubahan yang diperlukan. Standar seri ini
ISO 9000 memberikan pedoman yang bagus sekali bagaimana memulai menstrukturkan
dan menerapkan sistem manajemen mutu yang efektif. Standar ini memberikan dasar
untuk membuat sistem peningkatan mutu yang sesuai. Namun standar seri ini masih
harus dilihat sebagai satu set persyaratan sistem mutu yang minimum dan sebagai
faktor umum yang terendah dari
unsur-unsur sistem mutu yang dapat diterapkan untuk semua industri, teknologi
dan jasa.
Pada saat ini telah terjadi sejumlah
perkembangan yang berkaitan dengan Standar Sistem Mutu ISO seri 9000, di
antaranya sebagaimana tersebut di bawah ini.
Ø Perjanjian
dasar tentang persyaratan minimum sistem mutu telah dapat dibuat.
Ø Kesesuaian
terhadap ISO 9000 menjadi suatu keharusan pada tahun 1990-an.
Perusahaan-perusahaan yang sebelumnya belum terlalu terlibat dalam usaha
perbaikan mutu dan mengikuti standar ISO 9000, karena bertambahnya persaingan
baik di pasar dalam negeri maupun internasional.
Ø Konsumen
memperoleh kesempatan untuk menilai unjuk kerja mutu dari pemasok, tidak
tergantung pada jenis produk ataupun lokasi produksi.
Standar ini telah diadopsi oleh hampir semua
negara maju baik sebagai standar nasional ataupun sejajar dengan standar
nasionalnya. Pada saat ini lebih dari 84 negara telah mengadopsi standar seri
ISO 9000 nini sebagai standar nasionalnya, termasuk Indonesia, yang mempunyai
pula kegiatan akreditasi yang berkaitan dengan standar ini yang jumlahnya makin
lama makin banyak.
Judul butir (atau subbutir) yang disebutkan
dalam daftar di atas diambil dari ISO 9004; judul yang diberikan dalam kurung
diambil dari butir dan subbutir berpadanan dalam ISO 9001, ISO 9002, dan ISO
9003. Perlu diperhatikan bahwa pada kenyataannya persyaratan unsur sistem mutu
dalam ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003 terdapat di dalam beberapa kasus, tetapi
tidak pada semua kasus identik.
Jadi, dengan berpindahnya pemfokusan mutu dari
pengendalian mutu dan jaminan mutu dengan pendekatan tradisional ke pengendalian
manajemen dan penyempurnaan proses, standar ini menjamin mutu produksi yang
baik mulai dari awalnya. Namun, dengan mengerjakan seperti ini, standar ini
tidak menjelaskan tingkat mutu produk tertinggi yang dimungkinkan.
Standar
Sistem Mutu - Pengembangan yang Akan Datang
Sebagai bagian dari tugasnya, ISO/TC 176
mempunyai tanggung jawab yang berkelanjutan terhadap:
Ø pengembangan
standar yang mendukung dan relevan,
Ø penyelenggaraan
pengkajian atas standar lima tahun sekali.
Standar
ISO 9000, yang dibuat tahun 1987, telah dikaji mulai tahun 1992 dan saat ini
telah selesai dengan keluarnya edisi tahun 1994, yang mungkin akan dapat
menampung berbagai kebutuhan dan persyaratan yang akan timbul selama jangka
waktu sepuluh tahun mendatang.
Pada saat ini, ISO/TC 176 telah mengembangkan
dan menerbitkan standar tambahan terkait yang berhubungan dengan mutu, yaitu
Ø ISO-9000:
Standar Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu
Ø ISO-9000-1: Panduan bagi Pemilihan dan Penggunaan
Ø ISO-9000-2: Panduan Penerapan ISO-9001, ISO-9002, dan
ISO-9003
Ø ISO-9000-3:
Panduan bagi Penerpaan ISO-9001 untuk Pengembangan, Pemasokan dan Pemeliharaan
Perangkat Lunak
Ø ISO-9000-4:
Panduan bagi Manajemen Program yang Dapat Diandalkan
Ø ISO-9004:
Unsur-unsur Manajemen Mutu dan Sistem Mutu
Ø ISO-9004-1:
Panduan
Ø ISO-9004-2: Panduan untuk Jasa
Ø ISO-9004-3: Panduan untuk Bahan yang Diproses
Ø ISO-9004-4: Panduan Penyempurnaan Mutu
Ø ISO-8402-1:
Konsep Mutu dan Kosakata
Bagian
1: Istilah dan Definisi yang Umum





o ISO-10012-1:
Sistem Konfirmasi Metrologi untuk Peralatan Pengukuran

Standar
atau Pedoman Lain yang Terkait dengan Mutu
Sangatlah penting bagi setiap perusahaan yang
menerapkan manajemen mutu terpadu atau menerapkan ISO 9000 untuk mengerti bahwa
manajemen proses dan penyempurnaan proses merupakan dasar utama manajemen mutu
terpadu, dengan kata lain menerapkan dan mempertahankan penerapan. ISO 9000
secara efektif. Penyempurnaan proses dilaksanakan dengan penggunaan metode
pengendalian mutu statistik, misalnya diagram Pareto, diagram sebab-akibat,
diagram pengendalian, metode pengambilan contoh, teknik-teknik penyebaran fungsi
mutu, dan lain-lain.
Panduan
Sistem Mutu
Panduan mutu adalah pedoman yang berisi
kebijakan manajemen tentang mutu dan pemberian arti atau penerapan persyaratan
sistem mutu secara umum dari ISO 9001/2/3 di perusahaan. Uraian dan penjelasan
butir-per-butir dari persyaratan tersebut disajikan, yang akan membantu
mengembangkan dokumentasi sistem mutu.
Beberapa istilah yang digunakan di ISO 9001,
ISO 9002, ISO 9003, dan di panduan mutu antara lain adalah:
·
“pemasok” adalah perusahaan atau organisasi
Saudara,
·
“pembeli” adalah pelanggan atau konsumen Anda,
yaitu perusahaan-perusahaan ke mana saudara menyerahkan produk atau jasa
Saudara,
·
“sub-kontraktor” adalah perusahaan yang memasok
bahan baku, produk, atau jasa kepada Saudara.
E.
Kesulitan Penerapan ISO
Hambatan terbesar dalam penerapan standar ISO adalah organisasi
gagal mendefinisikan pertanggungjawaban dan wewenang dengan jelas, sedangkan
hambatan terbesar setelah penerapan standar ISO adalah organisasi gagal membawa
tinjauan manajemen terhadap sistem manajemen kualitas mencapai efektivitas
sistem.
Faktor Kritis
|
Tingkat Kepentingan
Skala 1 - 5
|
Tingkat Kesulitan
Skala 1 - 5
|
Dukungan dan komitmen top management
|
4,73 (Sangat Penting)
|
2,83 (Cukup Sulit)
|
Dukungan dan komitmen middle management
|
4,58 (sangat Penting
|
3,27 (Cukup Sulit)
|
Dukungan dan komitmen karyawan
|
4,40 (Sangat Penting)
|
3,44 (Sulit)
|
Ketepatan dokumentasi proses
|
4,36 (Sangat Penting)
|
3,51 (Sulit)
|
Antusiasme yang kontinyu dari top management
|
4,32 (Sangat Penting)
|
3,24 (Cukup Sulit)
|
Antusiasme yang kontinyu dari middle management
|
4,28 (Sangat Penting)
|
3,37 (Cukup Sulit)
|
Pemahaman tentang sistem manajemen kualitas
|
4,22 (Sangat Penting)
|
3,69 (Sulit)
|
Antusiasme yang kontinyu dari karyawan
|
4,15 (Penting)
|
3,51 (Sulit)
|
Komunikasi yang baik antara manajemen dengan karyawan
|
4,07 (Penting)
|
3,24 (Cukup Sulit)
|
Pengalokasian sumber daya yang memadai
|
4,07 (Penting)
|
3,59 (Sulit)
|
Ketersediaan waktu untuk pelatihan dan pertemuan
|
3,96 (Penting)
|
3,54 (Sulit)
|
Peningkatan pangsa pasar
|
3,23 (Cukup Penting)
|
3,43 (Sulit)
|
Tercapainya penghematan biaya
|
3,22 (Cukup Penting)
|
3,48 (Sulit)
|
Tabel 1. Faktor Kritis dan Kesulitan dalam Penerapan Standar ISO
9000
F.
Hubungan TQM dengan ISO 9000
Dari dulu sampai sekarang, pandangan organisasi terhadap
mutu produk telah mengalami evolusi, yang semula mutu priduk tidak
diperhatikan, kini menjadi hal yang utama. Secara rinci, konsep mutu dibagi
atas lima tahap, yaitu:
1.
Era tanpa mutu
Era ini dimulai sebelum
abad ke-18, dimana produk yang dibuat tidak diperhatikan mutunya. Kondisi ini
mungkin terjadi jika organisasi tidak mendapat pesaing (monopoli).
2.
Inspection era
Pada zaman ini, mutu
hanya melekat pada produk akhir. Dengan kata lain, masalah mutu berkaitan
dengan produk rusak atau cacat. Zaman ini berlangsung di negara Barat sekitar
tahun 1800-an. Pada zaman ini, produsen mulai mendapatkan pesaing dan produksi
yang digunakan adalah produksi massal. Pemilahan terhadap produk akhir
dilakukan dengan melakukan inspeksi. Perhatian produsen terhadap mutu sangat
terbatas. Manajemen puncak sama sekali tidak menaruh perhatian terhadap
kualitas produk dan tanggung jawab terhadap mutu produk didelegasikan ke
departemen inspeksi dengan titik berat penanganan terletak pada produk akhir
sebelum dilepas ke konsumen.
3.
Statistical Quality Control Era
Jika pada zaman inspeksi
terjadi penyimpangan atribut produk yang dihasilkan dari atribut standar,
departmen inspeksi tidak dapat mendeteksi apakah penyimpangan tersebut
disebabkan karena kesalahan pada produksi atau hanya karena kebetulan. Dengan
demikian, informasi yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan terhadap produksi untuk mencegah terjadinya hal serupa. Dalam era
ini, departemen inspeksi sudah dilengkapi dengan alat dan metode statistik
dalam mendeteksi penyimpangan yang terjadi dalam atribut produk yang dihasilkan
pada proses produksi. Data penyimpangan tersebut dapat diberitahukan kepada
departemen produksi sebagai dasar diadakannya perbaikan terhadap proses dan
sistem yang digunakan dalam mengolah produk. Dengan demikian , kualitas produk
sudah mulai dikendalikan melalui departemen produksi, tidak sekada diinspeksi
oleh departemen inspeksi. Era ini mulai berkembang pada tahun 1930 yang
diperkenalkan oleh Walter A. Shewart.
4.
Quality Assurance Era
Dalam era ini, konsep
mutu mengalami perluasan, dari konsep yang sempit (hanya terbatas pada tahap
produksi) ke tahap desain dan koordinasi dengan departemen jasa (bengkel,
gudang, perencanaan dan pengendalian produksi). Keterlibatan manajemen dalam
penanganan mutu produk mulai disadari pentingnya karena keterlibatan pemasok
dalam penentuan mutu produk memerlukan koordinasi dan kebijakan manajemen. Pada
zaman ini mulai diperkenalkan tentang biaya mutu. Berdasarkan konsep ini,
pengeluaran akan dapat dikurangi jika manajemen meningkatkan aktivitas
pencegahan yang merupakan suatu hal yang lebih penting daripada upaya perbaikan
mutu atas penyimpangan yang sudah terlanjur terjadi. Era ini dimulai pada tahun
1950-an

Gambar 1. Fokus dari Quality Assurance Era
5.
Strategic Quality Management/Total Quality Management/Total Quality
Service
Dalam era ini,
keterlibatan manajemen puncak sanagt besar dan menentukan dalam menjadikan
kualitas untuk menempatkan perusahaan pada posisi kompetitif. Sistem ini dapat
didefinisikan sebagai sistem manajemen strategi dan integratif yang melibatkan
semua manajer dan karyawan, serta menggunakan metode-metode kualitatif dan
kuantitatif untuk memperbaiki secara berkesinambungan proses-proses organisasi,
agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan.
Delapan prinsip Total Quality Management yang digunakan oleh ISO 9000
·
Fokus pada pelanggan
Pelanggan adalah kunci untuk meraih keuntungan. Oleh karena itu,
organisasi harus mengerti keinginan pelanggan sekarang dan masa depan dengan
berusaha memenuhi persyaratan pelanggan dan berusaha melebihi harapan
pelanggan.

Gambar 2. Bagan Organisasi
Pada organisasi tradisional, manajemen puncak berada diatas dan
pelanggan berada di bawah. Hal itu tidak relevanpada kondisi dengan tingkat
persaingan saat ini. Hal tersebut harus dirubah dengan mengutamakan pelanggan,
sehingga pelanggan berada di puncak dan manajemen berada di tingkat yang paling
bawah. Itulah bagan organisasi yang harus diterapkan, yaitu bagan organisasi
yang berorientasi pada pelanggan.
·
Kepemimpinan
Kepemimpinan memmiliki kemampuan untuk menciptakan visi yang
mengandung kewajiban untuk mewujudkannya, yang membawa orang lain ke tempat
yang baru, yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan visinya ke dalam kenyataan.
Hal yang dilakukan pemimpin adalah menginspirasi orang lain dan memberdayakan
orang lain untuk mewujudkan visinya, menarik orang lain bukan mendorongnya.
·
Keterlibatan personel
Keterlibatan personal adalah dasar yang dipentingkan dalam prinsip
manajemen mutu. Personel pada semua tingkatan adalah modal utama perusahaan,
dimana keterlibatan kemampuannya secara pebuhu sangat bermanfaat bagi
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada
personel untuk merencanakan menerapakan rencana dan mengendalikan rencana
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan adanya keterlibatan personel,
maka akan memacu karyawan untuk lebih aktif dalam melihat peluang untuk
peningkatan, kompetensi, pengetahuan dan pengalaman.
·
Pendekatan proses
Pendekatan proses merupakan identifikasi yang sistematis dan
pengelolaan proses yang digunakan organisasi dan keterangan yang mempengaruhi
setiap proses. Proses tersebut dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu proses
inti (proses yang memiliki hubungan langsung dengan pelanggan dan mendapat efek
langsung dari pelanggan), proses pendukung (sebagai pendukung proses inti dan
menghasilkan data, informasi atau mengatur administrasi yang terprosedur),
proses manajemen (proses yang memliki karakteristik untuk melakukan pengendalian
dan pembuatan keputusan.

Gambar 3. Pendekatan Proses
·
Pendekatan sistem untuk pengelolaan
Pendekatan sistem untuk pengelolaan baru dapat dilakukan jika
pendekatan proses telah diterapkan. Dengan kata lain, pendekatan sistem untuk
pengelolaanadalah kumpulan dari pendekatan proses. Pendekatan sistem ke
manajemen didefinisikan sebagai pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan
sistem dari proses yang saling terkait untuk pencapaian dan peningkatan sasaran
perusahaan dengan efektif dan efisien.
·
Peningkatan berkesinambungan
Peningkatan berkesinambungan harus menjadi sasaran tetap perusahaan.
Hal ini berbeda dengan peningkatan secara terus-menerus. Pada peningkatan
berkesinambungan, setelah dilakukan peningkatan tidak langsung ditingkatkan
lagi, melainkan dilakukan stabilisasi. Bila stabilisasi sudah berjalan, baru
dilakjutkan ke peningkatan yang selanjutnya.
·
Pembuatan keputusan berdasarkan fakta
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan analisis
data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk memperoleh hal tersebut, dapat dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
o
Melakukan pengujian serta
pengumpulan data dan informasi yang berhubungan dengan sasaran.
o
Memastikan data dan informasi
yang akurat, dapat dipercaya.
o
Menganalisis data dan informasi
dengan menggunakan metode yang benar.
o
Memahami penggunaan teknik
statistik
o
Membuat keputusan dan
menindaklanjutinya berdasarkan hasil analisis dan pengalaman.
·
Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok
Organisasi dan pemasoknya adalah saling ketergantungan dan merupakan
hubungan yang saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan kemampuan keduanya
dalam memberikan nilai.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk implementasi prinsip ini antara
lain:
o
Mengidentifikasi dan menyeleksi
pemasok yang terpenting.
o
Melibatkan pemasok dalam
mengidentifikasi kebutuhan perusahaan.
o
Melibatkan pemasok dalam proses
pengembangan strategi perusahaan.
o
Membina hubungan dengan pemasok
dan memperlakukan pemasok sebagai mitra kerja.
o
Menetapkan hubungan jangka pendek
dan jangka panjang yang seimban.
o
Berkomunikasi dan berbagi
informasi dengan pemasok
o
Memastikan bahwa output dari pemasok sesuai dengan
persyaratan perusahaan.
o
Membuat aktivitas bersama dalam
pengembangan dan peningkatan.
Mengilhami, menganjurkan
dan menghargai peningkatan dan suatu prestasi oleh para pemasok.